Kamis, 26 Januari 2012

TATA KALIMAT

 
A. Pengertian Kalimat
            Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Jika kita cermati, pada dasarnya sebuah karangan dibentuk oleh kalimat-kalimat. Artinya, sebuah karangan akan terwujud jika ada rangkaian kalimat. Oleh karena itu, kalimat merupakan jiwa sebuah karangan. Lebih lengkapnya lagi, kalimat merupakan bagian terkecil dari ujaran atau wacana yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam bentuk lisan, kalmat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi.
Widjono (2007:147) menjelaskan ciri-ciri kalimat sebagai berikut.
  1. Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
  2. Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket.
  3. Predikat transitif disertai objek, prediket intransitif dapat disertai pelengkap.
  4. Mengandung pikiran yang utuh.
  5. Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
  6. Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
  7. Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling berhubungan.
B. Unsur-Unsur Kalimat
            Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Kelengkapan unsur kalimat tersebut akan menentukan kejelasannya, paling tidak sebuah kalimat hendaknya memiliki subjek dan predikat. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK:
a) Subjek / Subyek (S)
b) Predikat (P)
c) Objek / Obyek (O)
d) Pelengkap (Pel)
e) Keterangan (K)

C. Fungsi Sintaksis Dalam Kalimat
            Wujud fungsi sintaksis adalah subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (ket). Tidak semua kalimat harus mengandung semua fungsi sintaksis itu. Unsur fungsi sintaksis yang harus ada dalam setiap kalimat adalah subjek dan prediket, sedangkan unsur lainnya, yaitu objek, pelengkap dan keterangan merupakan unsur penunjang dalam kalimat. Fungsi sintaksis akan dijelaskan berikut ini.
1. Fungsi Subjek (S)
            Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, bisa dibilang subjek merupakan kalimat yang menjadi dasar kalimat sehingga menjadi bagian penting sebagai pangkal pembicaraan. Fungsi subjek dalam sebuah kalimat biasanya diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan: apa atau siapakah yang dibicarakan dalam kalimat tersebut. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Contoh:
a) Neni anak yang malas
b) Anak itu belum mengerjakan tugas
c) Yang duduk di dekat pintu masuk adalah kakak saya

2. Fungsi Predikat (P)
            Predikat adalah bagian kalimat yang memberikan penjelasan tentang subjek. Predikat juga merupakan salah satu unsur yang penting dalam kalimat. Fungsi predikat dapat diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan: apa, mengapa, siapa, dan bagaimana subjek kalimat tersebut. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.


Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Ibunya guru bahasa Indonesia (P=FN)
b. Adiknya dua (P=FNum)
c. Paman ke Surabaya (P=FPrep)
d. Dia sedang belajar (P=FV)
e. Anak itu rajin sekali (P=FAdj)

3. Fungsi Objek (O)
            Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Fungsi objek kalimat biasanya dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan: apa atau siapa di belakang predikat dan apa atau siapa itu dapat menduduki bagian subjek pada kalimat itu dipasifkan. Objek umumnya berkatagori nomina.

Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Yayasan Ibu Kasih menerbitkan Majalah Sastra.
b. Arman mengerjakan PR.

5. Fungsi Pelengkap (Pel)
            Banyak orang mencampuradukkan konsep objek dan pelengkap. Hal itu dapat dipahami karena keduanya memiliki kemiripan konsep yakni keduanya sering berwujud nomina dan menduduki tempat yang sama, yakni di belakang verba.

Contoh:
a. Seorang anak menceritakan kisah nyata yang dialaminya.
b. Seorang anak bercerita tentang kisah nyata yang dialaminya.
Pada kedua contoh diatas tampak bahwa kisah nyata yang dialaminya adalah frasa nominal dan ditempatkan di belakang verba menceritakan dan bercerita. Akan tetapi, pada kalimat (a) frase nominal itu dinamakan objek karena mengikuti verba transitif, sedangkan bagian (b) disebut pelengkap.
Contoh pelengkap verba transitif
a. Negara kita berlandaskan pancasila
b. Ika tergolong mahasiswa rajin

Seringkali pelengkap memiliki hubungan khusus dengan predikat sehingga seolah-olah keduanya tidak dapat dipisahkan lagi. Contoh:
a. Makan waktu
b. Balik nama
c. Cuci muka
d. Naik haji
Nomina waktu, nama, muka, haji adalah pelengkap kata sebelumnya. Karena eratnya hubungan antara pelengkap dengan predikat, kedua kata tersebut menjadi idiom.
Persamaan dan perbedaan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada table berikut:
No
Objek
Pelengkap
1
Kategori katanya nomina atau nominal.
Kategori katanya bisa nomina, verba, atau adjective.
2
Berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi.
Berada di belakang verba semitransitif dan dapat didahului preposisi..
3
Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Tidak dapat dijadikan bentuk pasif.
4
Dapat diganti dengan –nya.
Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, ke, dari, dan akan.

6. Fungsi Keterangan (K)
            Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letak. Keterangan dapat disimpan di awal, di akhir, bahkan di tengah. Keterangan biasanya berupa frase nominal, frase preposisional, dan frase adverbial.
Contoh:
a. Dia membaca Al-Qur’an di musola
b. Dia membaca Al-Qur’an dengan suara syahdu
c. Dia membaca Al-Qur’an setiap hari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar